Para Penjilat
Naskah Monolog Toga Nainggolan
Aku : perkenalkan saya, hmmm…siapa ya???(dengan wajah
pura-pura tahu). Sebut saja saya Robert, atau Michael. Ya hanya nama itu
yang bisa mencerminkan betapa kayanya saya.
( berjalan-jalan
mengelilingi stage, sambil berpikir lagi )
Aku : aku memang kaya, tapi maaf saya bukan maksud hati untuk
sombong atau congkak, tapi buat apa minta maaf, iya khan?(dengan wajah
sinis)
( duduk
dikursi sambil mengangkat kaki satu keatasnya )
Aku :kalian tahu, sebenarnya saya ini ramah, sudah kaya pula. Tapi
kenapa kalian-kalian memaksa ku menjadi begini?(dengan nada marah)
( berdiri dan
naik keatas kursi )
Aku : apa? Apa kau lihat-lihat? mau nantangin? Apa? Menyuruhku
minta maaf? Gara-gara aku tak sopan? Pintar sekali kau. Enyah (semakin
marah)
( kembali
duduk di kursi )
Aku : baiklah, baik saya akan beri tahu kenapa saya seperti ini
dan kenapa saya sangat enggan meminta maaf. (dengan ekspresi jengkel).
( membuka jas
dan memutari kursi )
Aku : mama, aku sudah pulang kerja Mama? Ma? Masih di salon ya? (sambil
melihat jam tangan)
Aku : papa? Oh iya, papa masih di amrik ya? Ck, bisa-bisanya aku
lupa. Sudah lah.
Aku : rumah segede ini yang tinggal Cuma aku? Payah. Benar-benar
payah jadi orang kaya, sangat kesepian, dengan tetangga saja tak kenal,
bukannya aku tak mau tapi pasti mereka juga tak mau. Maklum, pasti sibuk
alasannya. Alasan klasik yang manjur juga untuk menolak sesuatu.
( kembali
berdiri dan mengelilingi stage )
Aku : mana bisa tahan kalau hidup ditengah-tengah orang yang
hidupnya hanya memikirkan harta dan kekayaan saja.
Aku : pengen rasanya aku hidup sederhana, atau miskin sekalian.
Yang penting dapat merasakan suasana kekeluargaan yang bahagia, yang dimana tak
ada yang bersifat individualis dan hanya mencari uang tanpa peduli dengan
keluarga dan anaknya sendiri.
( ke backstage
mengganti pakaian )
Aku : pagi ibu, saya Michael. Boleh tidak saya tinggal beberapa
waktu?(dengan wajah tersenyum).
Aku : boleh? Bener nich? Terima kasih ya bu.
( duduk
di lantai )
Aku : kalo ibu kerjanya apa? Adik-adik, masih pada sekolah khan?
Bapak kerjanya apa?
Aku : oh begitu(dengan wajah sedih). Jadi bapak tak kerja
lagi ya? Jadi adik-adik ini sudah tak sekolah lagi ya? Oh, adik-adik masih
sekolah tapi sudah tak punya uang lagi ya untuk melanjutkan sekolah?
Aku : adik kalau sekolah di jemput ya bu? Enggak? Tapi khan adik
masih terlalu kecil kalau jalan sendiri. (merasa kasihan dan cemas)
Aku : ibu punya HP? Saya ingin menelfon ke rumah agar mereka tahu
bahwa saya baik-baik saja. Tidak punya ya? Maaf ya bu(dengan tampang
menyesal )
Aku : ya bu? Ibu butuh uang? Untuk beli dan bayar uang sekolah
adik-adik? Oh ya, ini bu. Adik-adik juga?ini buat jajan ya(dengan perasaan
senang)
(keesokan harinya )
Aku : pagi pak, duduk-duduk saja nich? Ah, bapak jangan seperti
itu, saya tidak kaya hanya saja memiliki harta yang cukup.
Aku : apa? Bapak ingin motor? Iya, iya ntar saya usahakan.( dengan rasa sedikit jengkel)
Aku : bapak, saya izin keluar dulu ya? Sebentar saja kok.
( kemudian si
Michael memutuskan untuk pergi dari rumah miskin itu selamanya )
Aku : semuanya sama saja. Keparat. Tak ada yang bermoral baik,
yang kaya egois. Yang miskin pemeras. Semua sama, enyah saja( dengan nada marah dan berteriak)
( kembali ke
belakang stage dan mengganti baju )
Aku : sekarang sudah tahu kenapa saya enggan minta maaf? Dasar
para penjilat.
silahkan download file disini
nice share gan
ReplyDeletethanks gan... tolong sharenya
ReplyDelete